Permainan Matematika untuk Anak-anak

No Comment - Post a comment

Permainan Matematika untuk Anak-anak
Apakah anda sedang mencari cara / tips mengajar konsep matematika yang menyenangkan (fun) dan menarik untuk anak-anak? Untuk meningkatkan motivasi belajar anak-anak dengan cara yang menyenangkan, Anda dapat mempraktikkan permainan-permainan matematika berikut ini:

1. Perburuan / Pencarian Sesuatu dengan Buku (Book Scavenger Hunt)

Ini adalah permainan (game) yang mengajarkan perhitungan dan urutan nomor (pertama, kedua, ketiga, …). Hal pertama yang dilakukan adalah berikan sebuah buku untuk masing-masing anak. Akan lebih baik lagi dan akan menghemat waktu apabila semua anak menggunakan buku yang judul dan edisinya sama, namun ini tidak menjadi keharusan. Idenya adalah anak-anak membacakan jawaban berupa sebuah kalimat atau dua kalimat atas pertanyaan yang diajukan sesuai dengan petunjuk-petunjuk yang diberikan. Yang pertama bisa membacakan jawaban adalah pemenangnya.

Contoh pertanyaan ”Temukan huruf ke-5 dari paragraf ke-3 pada halaman ke-11 setelah halaman 101?”. Anak-anak kemudian akan mencari kata ini dan menulisnya. Anda bisa juga bisa memberikan soal matematika, seperti ”Cari halaman yang dua puluh satu kurangnya dari delapan puluh empat dan temukan kata ke-7 dalam paragraf kedua dari akhir halaman?” Tingkatkan kerumitannya untuk anak-anak yang lebih tua dan permudah untuk anak-anak yang lebih muda.

2. Bentuk-bentuk Gambar

Permainan-permainan matematika untuk anak-anak, khususnya untuk anak yang lebih muda, bisa didapat dari gambar-gambar di buku atau buku mewarnai. Permainan ini menggunakan sebuah gambar yang mempunyai bentuk-bentuk yang jelas di dalamnya, misalnya balon untuk lingkaran, pintu untuk segi empat, dll, kemudian lihatlah siapa yang bisa menemukan bentuk tersembunyi yang paling banyak. Untuk anak yang lebih tua Anda dapat menambahkan bentuk-bentuk yang lainnya seperti segi delapan (octagons), silinder, dan kerucut.

3. Mencari Arah

Ini adalah permainan matematika besar untuk grup yang lebih besar. Ide pokoknya adalah untuk menunjukkan bahwa permainan matematika untuk anak-anak tidak harus hanya dilakukan dengan duduk manis di meja dengan pensil di tangan. Permainan ini dilakukan di luar ruangan (outdoor) dan menggunakan sebuah keset kaki (mat), di halaman luar dan masing-masing anak berpasang-pasangan. Salah satu anak dari setiap grup menggunakan penutup mata, sedangkan yang lainnya akan memberikan petunjuk arah untuk pasangannya.

Tujuannya adalah untuk anak-anak yang memakai penutup mata agar mengikuti petunjuk-petunjuk sehingga dia sampai ke tujuan akhir pada keset kaki yang disediakan. Triknya adalah anak yang memberi petunjuk hanya boleh memberi petunjuk-petunjuk angka dan hanya boleh menggunakan angka-angka seperti berapa langkah kaki, dan kata-kata maju, mundur, ke kanan, atau ke kiri. Anda dapat memberi rintangan-rintangan seperti bola pantai sehingga mereka harus melakukan manuver untuk sampai ke tujuan akhir keset kaki. Anak-anak yang memberi petunjuk harus tetap di tempatnya pada saat memberikan petunjuk. Pastikan permainan ini diawasi oleh orang dewasa yang dapat memastikan bahwa anak-anak tidak bertabrakan satu sama lainnya dan terjatuh.

4. Permainan Papan (Board Game)

Permainan papan memberikan banyak pilihan kreativitas dan cara-cara menarik untuk mengajari konsep-konsep matematika untuk anak-anak. Ada banyak permainan matematika dalam bentuk permainan papan, antara lain Yahtzee dan Rummikub. Ada banyak juga permainan papan untuk anak-anak yang bisa diubah menjadi sarana melatih kemampuan matematika. Salah satu contoh adalah bermain Scrabble dan berikan tiga kali lipat point untuk setiap istilah matematika yang diucapkan.

5. Mencari Pasangan Kartu Matematika

Caranya adalah Anda menulis sebuah soal matematika pada sebuah kartu indeks, menggunakan pertambahan, pengurangan, perkalian, atau pembagian. Kemudian Anda membuat soal matematika lainnya pada kartu indeks berikutnya, yang mana soal tersebut berbeda namun memiliki jawaban yang sama dengan soal sebelumnya. Setelah Anda membuat sekitar dua belas sampai dua puluh kartu, kemudian kartu-kartu ini diletakkan terbalik. Pada saat seorang anak membuka dua kartu dengan jawaban yang sama mereka kemudian menyimpannya. Anak yang paling banyak mendapatkan kartu-kartu tersebut pada akhir permainan adalah pemenangnya.

Dengan permainan-permainan tersebut di atas, belajar matematika jadi tidak membosankan tetapi justru menyenangkan dan menantang, dimana matematika menjadi permainan bukan pekerjaan/tugas.


Sumber: Math Games For Kids, Sarah Holts, http://www.IncreaseBrainPower.com

 

Kerja Kelompok Bagi Siswa

No Comment - Post a comment

Kerja Kelompok Bagi Siswa
Peserta berdiskusi mengidentifikasi budaya sekolah/kelas dan praktik-praktik pem-
belajaran di dalam kelas yang mungkin bisa merugikan siswa perempuan atau laki-
laki. Tayangkan format yang terdiri atas empat kolom: kasus, siapa yang dirugikan,
bagaimana dia dirugikan, dan apa yang sebaiknya dilakukan oleh guru (Format
9.1, pada bagian F) sebagai format untuk menuliskan hasil diskusi.

Hasil diskusi
ditulis di kertas plano dan kemudian dipajangkan. Contoh pengisian Format 9.1
seperti pada bagian E dapat diberikan kepada peserta sebagai bahan bacaan di
akhir sesi.

 

Tips Mendidik Anak Menghormati yang Lebih Tua
Berikut ini ada beberapa tips / cara mengajari anak agar menghormati orang yang lebih tua:

1. Hormati anak layaknya orang dewasa.

Setiap orangtua tentu ingin anaknya tumbuh sebagai anak yang berbudi, dan salah satu indikator yang kerap dijadikan ukuran anak berpekerti baik adalah mereka yang menghormati orang tua. Namun, kerap kali orangtua atau orang dewasa pada umumnya luput untuk juga menghormati anak. Sikap hormat selama ini selalu diidentikan dengan menghormati orang yang lebih dewasa.


Padahal, menurut Yusi Elsiano Rosmansyah, praktisi anak, dalam artikelnya di www.perkembangananak.com, sikap hormat tak hanya dilakukan untuk menghormati orang dewasa. Orangtua yang menghormati anak pun akan membuahkan anak yang yang senantiasa menjaga sikap hormat, baik kepada orangtua maupun kepada orang lain.

2. Mulailah Menghormati hak-hak anak.

Jika anda ingin sang anak memiliki sikap hormat, mulailah dengan menghormati hak-hak anak. Beri ia ruang dan kebebasan dalam bereksplorasi sejauh itu dalam koridor yang benar. Hormati hak berbicara anak dengan senantiasa memberinya kesempatan untuk mengungkapkan gagasan dan keinginannya.

3. Orangtua seyogyanya juga menerapkan perilaku hormat terhadap orang lain.

Ini harus dilakukan karena anak adalah Great Imitator atau peniru yang ulung. Apa yang orang dewasa lakukan, maka anak memiliki kemampuan untuk menirunya. Jika anda orangtua yang senantiasa menjaga sikap hormat kepada orang lain, niscaya sang anak pun akan tumbuh dengan sikap yang Anda contohkan.

 

Potensi Diri Bagi Siswa

No Comment - Post a comment

Potensi Diri Bagi Siswa
Dalam masyarakat yang adil, anak perempuan maupun laki-laki memiliki hak yang
sama, namun kadang-kadang hak-hak anak perempuan akan pelayanan pendidikan
terabaikan. Padahal, pentingnya perempuan yang berpendidikan dalam pembangunan
masyarakat sudah terbukti. Perempuan yang berpendidikan lebih mampu membuat
keluarga mereka lebih sehat, memberikan pendidikan kepada anak, dan terbuka ke-
mungkinan baginya untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik.

Seringkali secara tidak sengaja, para guru membedakan siswa perempuan dan laki-
laki dalam proses pembelajaran karena menurut mereka para siswa perlu diperlakukan
secara khusus menurut peran yang didasarkan pada jenis kelamin. Padahal asumsi
tentang peran perempuan dan laki-laki yang dimiliki oleh guru bisa mengakibatkan ketidakadilan dalam memberikan layanan pendidikan yang terbaik bagi siswa laki-laki dan
perempuan.

Tentu saja penting menghargai perbedaan antara anak perempuan dan
laki-laki, asal pembedaan itu tidak mengakibatkan pembatasan terhadap kesempatan
anak perempuan maupun laki-laki dalam mengembangkan potensi mereka.
Dalam kegiatan ini para peserta akan berlatih mengembangkan kepekaan akan ke-
mungkinan adanya budaya dan kegiatan di sekolah/kelas yang mungkin merugikan
anak perempuan dan anak laki-laki.

 

Cerita Mengejar Mimpi

No Comment - Post a comment

Cerita Mengejar Mimpi
Assalamu'alaikum Wr. Wb

SALAM MOTIVASI

Sahabat Blogger yang berbahagia, yang selalu semangat berubah menjadi lebih baik dan lebih baik lagi,,,

TAK ADA KATA MENYERAH BAGI KITA, sebagai insan Tuhan yang diciptakan begitu

sempurna dibandingkan makhluk lainnya...

Yang diberi akal dan hati,,yang bisa memilih jalan hidup : "maju, mundur atau diam ditempat"

Sahabatku, kami sangat tertarik dengan berbagai tayangan media tentang kisah2 orang Indonesia yang SEMANGAT luar biasa, tidak ada kata menyerah,,,

MEREKA BISA, KITA PUN MAMPU,,,

(inspirasi dari Kick Andy TV Show)

Banyak jalan menuju Roma,mungkin ini salah satu pepatah yang bisa menggambarkan mereka-mereka yang punya semangat unutk belajar. Misalnya kisah Winarno, seorang anak yang lahir dari keluarga miskin. Ayahnya seorang informan polisi yang tidak lulus SD dan ibunya seorang tukang pijat yang buta huruf.
Masa sekolah dan kuliah Winarno identik dengan perjuangan keras, dari urusan biaya, fasilitas untuk bersekolah, hingga transfortasi yang cukup jauh. Satu prinsip kuat yang ia yakini saat itu adalah, kalau pintar pasti bisa berhasil. Maka ia pun memompa semangatnya untuk bisa meraih nilai tertinggi. Untuk urusan kuliah, ia menemukan taktik untuk bisa memperoleh sekolah gratis.

Dari seluruh perjuangannya, Winarno kini sudah meraih gelar professor untuk bidang ilmu dan teknologi pangan. Di usianya yang sudah berkepala tujuh, ia masih aktif sebagai Rektor di Universitas Katolik Atmajaya, Jakarta.

Kisah Basuki asal Sragen, lain lagi. Sejak kecil ia disibukan dengan urusan
membantu perekonomian keluarga dari mulai jualan kantong plastik, semir sepatu, atau ngojek paying saat hujan. Kala itu keluarga mereka hijrah ke Ibukota untuk meningkatkan taraf hidup dan malangnya, tidak berhasil. PHK yang menimpa ayahnya, kemudian memaksa keluarga ini kembali ke kota asal mereka, Sragen.

Menjelang masa kuliah, Basuki mulai merambah usaha baru, yakni jadi loper koran. Jadi masa kuliah pun ia jalani sambil berjualan koran dan di waktu luang jadi pedagang asongan.
Pada Januari 2010 lalu, Basuki mendapatkan pengukuhan gelar Doktor Ilmu Komunikasi dari Universitas Indonesia. Dan kini tercatat sebagai dosen di Universitas Pembangunan Nasional, Yogyakarta.

Dari Yogakarta, ada kisah menarik milik Purwadi. Putra pasangan Ridjan dan Yatinem ini harus bekerja keras sejak kecil agar bisa meneruskan sekolahnya hingga ke bangku kuliah. Ayahnya seorang buruh tani dan ibunya yang penjual bakul sayur, tak memiliki kemampuan ekonomi yang cukup untuk membiayainya.

Alhasil Purwadi harus pintar-pintar mencari cara. Masa kuliah ia berjualan kantung gandum, menjual majalah bekas, hingga memberi les gamelan. Untuk mengirit biaya buku dan makanan, ia memiliki trik trik khusus semasa kuliah. Perjuangan yang tak kenal lelah telah mengantar Purwadi meraih gelar Doktor Filsafat dari Universitas Gajah Mada, Yogyakarta

Anda mengenal Saldi Isra? Seorang Ahli Hukum Tata Negara yang cukup menonjol di tanah air. Di usianya yang ke 42 tahun, ia sudah menyandang gelar Profesor Doktor.

Tahukah anda Saldi Isra lahir dari keluarga seperti apa?

“Orang tua saya petani yang buta hurup, dan masa sekolah saya harus dilakukan sambil membantu orang tua membajak sawah,”

Kisah yang penuh spirit juga hadir dari seorang dokter bedah syaraf kaliber dunia, Eka Julianta. Dokter yang telah berhasi melakukan banyak operasi otak dan batang otak ini, kini sering mendapat undangan untuk melakukan presentasi di berbagai Fakultas kedokteran dan symposium di berbagai Negara baik Asia, Afrika, Eropa dan Amerika.

Tapi tahukah anda, bahwa perjuangan Eka, untuk mengejar mimpi dan mewujudkan cita-citanya sebagai dokter, dimulai dengan membantu ibunya menumbuk singkong getuk, dan menjajakannya di sekolah.

Banyak anggapan menilai mereka yang bisa kuliah lagi karena ada dana yang mencukupi. Namun anggapan itu tak selamanya benar. Walau ada dana yang cukup namun jika tidak ada kemauan dan semangat untuk belajar tentunya tidak bisa terwujud.
Atau ada anggapan bahwa untuk mengejar mimpi seperti itu tidaklah realistis dikala himpitan ekonomi menjadi alasan. Memang pendidikan di negeri ini seakan2 memupus orang2 tidak kecukupan untuk bersekolah, namun, lihat masih banyak orang yang hanya bermodal semangat dan kerja keras mampu meraih mimpi itu,,, Semangat mereka dalam menuntut ilmu memang patut diapresiasi.

KEPADA BANGSA INDONESIA, MODAL KITA ADALAH SEMANGAT JUANG DARI DIRI KITA SENDIRI

Semoga menjadi inspirasi sahabat2

 

Tips Mencari Bahan Pelajaran di Internet

No Comment - Post a comment

Tips Mencari Bahan Pelajaran di Internet
Dengan maraknya pemanfaatan teknologi informasi dalam proses belajar, “melek internet” menjadi keharusan. Pasalnya, jagat maya ini merupakan “gudang informasi” yang boleh dibilang tidak habis-habisnya. Bahkan, informasi yang tersedia terus bertambah setiap hari dalam jumlah yang fantastis.

Tentu saja tak semua data dan informasi tersebut relevan dengan materi yang sedang Anda pelajari. Demikian pula, Anda harus tetap kritis dan berhati-hati sebelum menerima sebuah data dan informasi. Anda harus memastikan bahwa sumber informasi tersebut layak dipercaya dan data yang disajikan dapat dipertanggungjawabkan.

Informasi yang Anda peroleh di internet pun sebaiknya tidak dipandang sebagai informasi yang paling benar, melainkan untuk menambah wawasan dan memperkaya bahan-bahan yang diperoleh di kampus. Sebaiknya Anda mendiskusikan kembali bahan-bahan yang Anda peroleh dengan dosen dan teman-teman Anda.

Jika Anda belum tahu harus memulai di mana di Internet, Anda dapat mencoba langkah-langkah berikut ini:

1. Pertama, Situs pencari seperti Yahoo atau Google dapat menjadi awal yang baik.

Anda dapat mengetikkan kata kunci dan dalam sekejap link-link yang memuat informasi yang diinginkan akan ditampilkan. Anda dapat berlatih untuk semakin mahir menggunakan situs pencari sehingga pencarian lebih efektif dan tepat sasaran. Yahoo dan Google juga menyediakan direktori atau link khusus untuk pendidikan, yaitu Yahoo! Education dan Google Scholar. Link ini akan memudahkan Anda dalam mencari sumber-sumber informasi dan referensi yang dibutuhkan.

2. Kedua, Forum-forum diskusi, baik berbentuk board atau mailing list (milis) juga sangat bermanfaat.

Jika pencarian tipe pertama bersifat pasif--Anda hanya mencari dan membaca--pada forum diskusi Anda dapat aktif bertanya. Di milis-milis tertentu bahkan Anda dapat berinteraksi langsung dengan para pakar. Milis atau forum biasanya juga telah dipilah-pilah berdasarkan topik tertentu. Jadi, jika Anda tertarik pada politik Indonesia, Anda dapat mengikuti mailing list yang membahas topik tersebut.

3. Ketiga, Situs-situs lembaga pendidikan, terutama yang berbasis di luar negeri.


Mereka ini lazimnya telah melengkapi situsnya dengan silabus dan semacam perpustakaan elektronik yang memuat banyak terbitan ilmiah yang bermanfaat.

Masih banyak lagi sumber informasi yang bisa digali di internet. Kebiasaan berselancar (surfing) akan membuat Anda lebih memahami bagaimana memperoleh informasi yang dibutuhkan

Source:Inspiratorial Kompas 19 Juni 2008, Picture: gradesgrowtutors.com

 

Mengembangkan Potensi Diri Bagi Siswa

No Comment - Post a comment

Mengembangkan Potensi Diri Bagi Siswa
Pendidikan yang bermutu mengembang-
kan potensi diri setiap anak untuk men-
jadi individu yang mandiri dan berguna
bagi masyarakat. Dalam Undang Undang
Dasar 1945 pasal 31 ayat 1 dan Undang-
Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional Pasal 5
dinyatakan bahwa setiap warga negara
mempunyai kesempatan yang sama un-
tuk memperoleh kesempatan dalam pen-
didikan.
Ini berarti bahwa institusi pendidikan ha-
rus memperhatikan hak setiap anak untuk
mendapatkan pendidikan yang berkua-
litas tanpa membedakan latar belakang
anak dari segi agama, ras, golongan,
kelas sosial, kemampuan akademik, je-
nis kelamin dan sebagainya.

Pendidikan yang memberikan kesempatan kepada
semua anak disebut sebagai pendidikan inklusif. Pendidikan Inklusif (PI) merupa-
kan suatu proses pembelajaran yang me-respons beragam kebutuhan pendidikan
siswa melalui peningkatan partisipasi dalam belajar, dan menghindari peng-
abaian (eksklusi, exclusion) dari sistem pendidikan. Salah satu isu dalam pemberian kesempatan pendidikan yang adil adalah
masalah pemberian kesempatan pada anak laki-laki dan perempuan.